GELOMBANG OMBAK BONO RIAU
23.15
Edit
Ombak bono????
apakah itu????
dimanakah???
itulah pertanyaan yang muncul pertama kalinya di kepala saya, dan setelah mencari-cari akhirnya saya menemukan apa yg di maksud dengan ombak bono.
apakah itu????
dimanakah???
itulah pertanyaan yang muncul pertama kalinya di kepala saya, dan setelah mencari-cari akhirnya saya menemukan apa yg di maksud dengan ombak bono.
Langsung saja,
saya akan mencoba memaparkan apa itu BONO.
Bono adalah fenomena alam yang menarik dan sekaligus
menabjukan yang terjadi di sepanjang Sungai Kampar (Kualu Kampar) Propinsi
Riau. Fenomena alam ini merupakan peristiwa pertemuan arus sungai menuju laut
dan arus laut yang masuk ke sungai akibat pasang.
Bono ini sebenarnya terdapat di dua lokasi yaitu di Muara (Kuala) Sungai
Kampar dan di Muara (Kuala) Sungai Rokan. Masyarakat setempat menyebut Bono di
Kuala Kampar sebagai BONO JANTAN karena lebih besar, sedangkan Bono di Kuala
Rokan sebagai BONO BETINA karena lebih kecil. Dahulu, karena masih ada sifat
mistis di lokasi tersebut, maka untuk mengendarai Bono harus dengan upacara
"semah" yang dilakukan pagi atau siang hari. Upacara dipimpin oleh
BOMO atau Datuk atau tetua kampung dengan maksud agar pengendara Bono selalu
mendapat keselamatan dan dijauhkan dari segala marabahaya.
Selain itu ada cerita mistis (mungkin) yang berhubungan dengan gelombang
Bono ini yaitu cerita tentang BANJIR DARAH DI MEMPUSUN atau MEMPUSUN BERSIMBAH
DARAH dan terbentuknya Kerajaan Pelalawan 1822 Masehi. Sekarang, masyarakat
sekitar Kuala Kampar menganggap Bono sebagai "sahabat alam". Penduduk
yang berani akan "mengendarai" Bono dengan sampan mereka tidak dengan
menggunakan papan selancar pada umumnya. Mengendarai sampan di atas ombak Bono
menjadi suatu kegiatan ketangkasan. Tetapi kegiatan ini memiliki resiko tinggi
karena ketika salah mengendarai sampan, maka sampan akan dapat dihempas oleh
ombak Bono, tak jarang yang sampannya hancur berkeping-keping.
GELOMBANG
BONO OMBAK TUJUH HANTU
Menurut cerita masyarakat Melayu lama, ombak
Bono terjadi karena perwujudan 7 (tujuh) hantu yang sering menghancurkan sampan
maupun kapal yang melintasi Kuala Kampar. Ombak besar ini sangat menakutkan
bagi masyarakat sehingga untuk melewatinya harus diadakan upacara semah seperti
yang telah disebutkan di atas. Ombak ini sangat mematikan ketika sampan atau
kapal berhadapan dengannya. Tak jarang sampan hancur berkeping-keping di hantam
ombak tersebut atau hancur karena menghantam tebing sungai. Tak sedikit kapal
yang diputar balik dan tenggelam akibanya. Menurut cerita masyarakat, dahulunya
gulungan ombak ini berjumlah 7 (tujuh) ombak besar dari 7 hantu.
Ketika pada
masa penjajahan Belanda, kapal-kapal transportasi Belanda sangat mengalami
kesulitan untuk memasuki Kuala Kampar akibat ombak ini. Salah seorang komandan
pasukan Belanda memerintahkan untuk menembak dengan meriam ombak besar
tersebut. Entah karena kebetulan atau karena hal lain, salah satu ombak besar
yang kena tembak meriam Belanda tidak pernah muncul lagi sampai sekarang. Maka
sekarang ini hanya terdapat 6 (enam) gulungan besar gelombang ombak Bono. Tujuh
Hantu adalah 7 ombak Bono dengan formasi 1 di depan dan diikuti dengan 6
gelombang di belakangnya. Karena 1 ombak terbesar telah dihancurkan Belanda
sehingga ombak Bono besar hanya tersisa 6 ombak dengan formasi hampir sejajar
memasuki Kuala Kampar. Mengenai kapal Belanda dan orang-orangnya tidak pernah
diketemukan sampai sekarang.
Dan untuk wisatawan dapat menyaksikan ombak BONO ini pada sa’at gelombang
pasang tiba. Gelombang pasang biasanya terjadi setiap tanggal 10-20 dalam
hitungan bulan melayu (arab), atau oleh masyarakat seitar sering di sebut bulan besar - terjadi pada saat bulan
purnama.
Adapun keunikan dari ombak BONO ini adalah pada saat air laut masuk dan
bertemu dengan aliran sungai terjadilah gelmbang dengan kecepatan tinggi
disertai dentuman seperti suara guntur dan hembusan anggin yang kencang. Jika musim
pasang tinggi, gelombang bisa mencapai 4-6 meter dengan kecepatan sekitar 40
km/jm. Gelombang yang disebut BONO ini bergerak dari arah muara menuju hulu
sungai hingga mencapai puluhan kilometer dari muaranya.
Cara menuju lokasi ombak Bono umumnya dilakukan dari Kota Pekanbaru menuju Pangkalan
Kerinci (ibukota Kabupaten Pelalawan) dan menuju Desa Teluk Meranti. Perjalanan
dilakukan dengan menggunakan transportasi darat (mobil, bus, motor). Lama
perjalanan memakan waktu antara 5 s/d 6 jam tergantung kondisi jalan dan
kepadatan arus lalu lintas. Perjalanan antara Pekanbaru ke Pangkalan Kerinci
adalah melalui Jalan Lintas Timur Sumatera sekitar 1-2 jam. Dari Pangkalan
Kerinci menuju Simpang Bunut sekitar 30 menit dan akan memasuki Jalan Lintas
Bono menuju Desa Teluk Meranti yang memakan waktu sekitar 4-5 jam. Lewat
transportasi air dapat dilalui melalui Pelabuhan Pangkalan Kerinci yang berada
di bawah Jembatan Pangkalan Kerinci. Dari pelabuhan tersebut, dapat dilanjutkan
perjalanan dengan menaiki speedboat menuju Pelabuhan Pulau Muda dengan waktu
tempuh 4,5 jam. Dapat juga menaiki kapal yang menuju Tanjung Batu yang
berangkat jam 11 setiap hari dan turun di Pelabuhan Desa Teluk Meranti.
Penginapan biasanya masih di rumah masyarakat karena untuk melihat ombak Bono
harus menyewa speed boat kecil menuju Kuala Kampar. Ombak Bono tidak begitu
terlihat bagus di Desa Teluk Meranti. Penduduk setempat dapat menunjukkan
lokasi ombak Bono terbaik, terbesar dan terpanjang.
Bagi dunia peselancar (surfer) maupun wisatawan dari
luar, Bono Kampar adalah sebuah penemuan yang mengagumkan bahkan para selencar
dunia mengungkapkan luar biasa untuk "Bono Kampar", seperti
diungkapkan oleh Chris Mauro dalam tulisannya yang dimuat GrindTV.com : “A
dreamlike wave found in an Indonesian river is stunning surf world (sebuah
gelombang impian yang ditemukan di salah satu sungai di Indonesia memukau dunia
selancar),” tulis . Tulisan Mauro itu sendiri lantas merujuk pada apa yang ia
sebut ‘penemuan luar biasa’ oleh tim (ekspedisi) Rip Curl pada tahun 2010, yang
menurutnya “mungkin tak tertandingi” (may be unrivaled).
Video Ombak
Bono by
Ripcurl Surfers:
Bruno Santos, Dean Brady, Oney Anwar, Tyler Larronde
& Tom Curren.
Filmed by: Jon Frank, JP Mothes, Lachlan McKinnon &
Stepane Queme
Directed by: JP Mothes. Edited by: JP Mothes & Stephane Queme
Spotology: Antony "Yep" Colas Jetski
Drivers: Michel Larronde &
Vincent Lartizien
Logistic Assistance: River Defender Association - Kampar -
Indonesia The rumors, the myth, the legend... the danger. When the Rip Curl
Search crew showed up to surf what could be the greatest river bore waves on
the planet, they expected nothing and everything. And it all came true... Here
is the behind-the-scenes crew reliving their most harrowing moments on the
river.
Video Ombak Bono by
Ripcurl Surfers: Bruno Santos, Dean Brady, Oney Anwar, Tyler Larronde
& Tom Curren. Filmed by: Jon Frank, JP Mothes, Lachlan McKinnon
& Stepane Queme Directed by: JP Mothes. Edited by: JP Mothes &
Stephane Queme Spotology: Antony "Yep" Colas Jetski Drivers: Michel
Larronde & Vincent Lartizien Logistic Assistance: River Defender
Association - Kampar - Indonesia The rumors, the myth, the legend... the
danger. When the Rip Curl Search crew showed up to surf what could be
the greatest river bore waves on the planet, they expected nothing and
everything. And it all came true... Here is the behind-the-scenes crew
reliving their most harrowing moments on the river.
Read more at:
http://www.attayaya.net/2011/11/gelombang-ombak-bono-kampar-riau.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://www.attayaya.net
Read more at: http://www.attayaya.net/2011/11/gelombang-ombak-bono-kampar-riau.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://www.attayaya.net
Read more at: http://www.attayaya.net/2011/11/gelombang-ombak-bono-kampar-riau.html
Diambil dari tulisan aslinya di http://www.attayaya.net
Video Ombak Bono by
Ripcurl Surfers: Bruno Santos, Dean Brady, Oney Anwar, Tyler Larronde
& Tom Curren. Filmed by: Jon Frank, JP Mothes, Lachlan McKinnon
& Stepane Queme Directed by: JP Mothes. Edited by: JP Mothes &
Stephane Queme Spotology: Antony "Yep" Colas Jetski Drivers: Michel
Larronde & Vincent Lartizien Logistic Assistance: River Defender
Association - Kampar - Indonesia The rumors, the myth, the legend... the
danger. When the Rip Curl Search crew showed up to surf what could be
the greatest river bore waves on the planet, they expected nothing and
everything. And it all came true... Here is the behind-the-scenes crew
reliving their most harrowing moments on the river.
situs :
http://www.attayaya.net/2011/11/gelombang-ombak-bono-kampar-riau.html
http://www.wisatamelayu.com/id/object.php?a=OEZIL3c%3D=&nav=cat
http://wikimapia.org/19879832/BONO-ON-THE-KAMPAR-RIVER-THE-LONGEST-SURFING-WAVE
http://kamparriverdefender.blogspot.com/2010/09/peselancar-dunia-arungi-bono-di_22.html