Teori Akuntansi: Uniformity and Disclosure
20.58
Edit
Teori Akuntansi: Uniformity and Disclosure
What Underlies The Choice Among Accounting Methods?
Field, Lys dan Vincent (FLV) mengemukakan tiga alasan yang mendasari pemilihan metode akuntansi oleh manajemen, antara lain:
1. Meminimalkan agency cost
Misalnya pemilihan antara operating lease atas capital lease sehingga utang tidak akan tampak pada neraca (off balance sheet) karena langsung dikurangkan sebagai biaya dalam laporan laba rugi. Dengan demikian rasio debt-to-equity dan situasi debt covenant akan lebih baik.
2. Mempertimbangkan informasi signaling yang ingin manajemen sampaikan kepada pihak luar. Manajemen akan memilih metode akuntansi yang memberikan shareholders dan potensial shareholders
informasi mengenai aliran kas dimasa mendatang. Alasan kedua ini tidak
dapat dipisahkan dari insentif manajemen untuk berusaha meningkatkan
gaji dan bonusnya.
3. Melibatkan eksternalitas atau berusaha mempengaruhi pihak eksternal. Misalnya pemilihan LIFO daripada FIFO. Dengan demikian, income yang dilaporkan akan lebih kecil sehingga pajak yang dikenakan pun lebih rendah. Atau pemilihan accelerated depreciation atas straight line depreciation.
Contoh- contoh FLV diatas hanya berlaku pada situasi tertentu dimana ekonomi bukan pertimbangan utama. Namun pada chapter ini, kita akan menentukan pemilihan metode dengan ekonomi sebagai pertimbangan utama.
Uniformity (Keseragaman)
Dalam literature akuntansi, keseragaman seringkali disalahartikan sebagai comparability
(daya banding). Sprouse melihat daya banding sebagai proses akuntansi
yang disesuaikan dengan circumstances suatu transaksi dan proses
pembandingan alternative untuk membuat suatu keputusan. Untuk transaksi
yang mirip maka diperlakukan hampir sama dan transaksi yang berbeda
harus memperoleh perlakuan yang berbeda pula. Sedangkan keseragaman
dilihat sebagai konsep yang mempengaruhi daya banding. Tingkat daya
banding yang dapat diandalkan oleh pengguna tergantung pada tingkat
keseragaman yang disajikan dalam laporan keuangan.
Hubungan
antara keseragaman dan daya banding erat kaitannya dengan SFAC No. 2.
Daya banding bukan sebuah kualitas pada angka- angka akuntansi dalam
artian relevansi dan realibilitas, tapi merupakan hubungan antar angka-
angka tersebut. Tujuan dari daya banding adalah menjelaskan persamaan
dan perbedaan. SFAC No. 2 juga menyatakan bahwa daya banding tidak boleh
dicampuradukkan dengan identitas, dan terkadang lebih dapat dipelajari
dari perbedaan daripada persamaan, apabila perbedaan tersebut dapat
dijelaskan.
The Nature and Complexity of Events
Transaksi
adalah kejadian ekonomi atau keuangan yang dicatat dalam akun
perusahaan. Sedangkan event (kejadian) didefinisikan dalam SFAC No. 6
sebagai konsekuensi yang terjadi pada sebuah entitas. Transaksi dapat
terjadi antar entitas, antara perusahaan dengan pekerjanya, dan antara
perusahaan dengan investor atau kreditor. Jadi transaksi merupakan event
eksternal. Sedangkan event yang bersifat internal, misalnya depresiasi
dan persediaan barang setengah jadi.
Menurut keadaannya (circumstances), event dibedakan menjadi simple events dan complex events. Simple event
terjadi dalam situasi yang sederhana, tidak banyak peraturan sehingga
perlakuan yang diberikan relative sama. Misal pembayaran utang jasa
tanpa adanya diskon. Sedangkan complex events memiliki derajat kompleksitas yang tinggi karena adanya halangan (restriction), kontijensi, dan persyaratan. Misal apakah pembeli atau penjual yang akan membayar biaya angkut?
Relevant Circumstances
Relevant circumstances
adalah keadaan signifikan yang secara ekonomi dapat mempengaruhi secara
luas event yang serupa atau mirip. Keadaan signifikan secara ekonomi
tersebut meliputi kondisi umum atau factor yang terkait dengan complex events yang diduga dapat mempengaruhi waktu aliran kas. Terdapat dua tipe umum relevant circumstances, yaitu:
· Present magnitudes: kondisi yang telah diketahui pada saat terjadinya event.
· Future contingencies: factor yang hanya dapat dikeathui setelah tanggal terjadinya event.
Selain relevant circumstances, manajemen juga memiliki peran dalam menentukan metode akuntansi yang digunakan. Oleh karena itu, Cadenhead membatasi relevant circumstances pada elemen diluar kendali manajemen yang disebut environmental conditions.
Finite and Rigid Uniformity
Finite uniformity berusaha menyamakan metode akuntansi yang telah ditentukan dengan relevant circumstances dalam
situasi yang secara umum sama. SFAS No. 13 dalam leasing jangka panjang
menyatakan bahwa leasing harus dikapitalisasi apabila jangka waktu
leasing sama dengan atau lebih dari 75% umur ekonomis asset.
Rigid uniformity berarti menentukan satu metode untuk semua transaksi yang serupa meski kemungkinan terdapat relevant circumstances. Misal pada SFAS No.2 menyatakan bahwa R & D cost tidak boleh dikapitalisasi meskipun terdapat future benefit. Namun dalam kenyataannya, meningkatkan daya banding dapat bersifat counterproductive. Dengan
kata lain, dapat melemahkan relevansi atau reliabilitasnya jika untuk
membandingkan antara dua ukuran, salah satunya diperoleh dengan metode
yang menghasilkan informasi yang kurang relevan atau reliable.
Finite uniformity seharusnya lebih mengutamakan penyajian yang sejujurnya (representational faithfulness) daripada rigid uniformity. Pendekatan representational faithfulness berdasarkan finite uniformity memandang adanya derajat representational faithfulness. Sterling secara kontras melihat representational faithfulness dalam konteks biner: apakah ukuran karakteristik dari sebuah asset itu representational faithfulness atau tidak. Dalam kepentingan pengambilan keputusan, representational faithfulness merupakan
karakteristik kegunaan yang utama dan tidak boleh ditukar dengan
verifiabilitas meskipun beberapa ukuran karakteristik yang relevan
mungkin “kurang tepat”.
The Present Status of Uniformity
Finite uniformity dan rigid uniformity,
sampai pada tahap tertentu merupakan kondisi yang ideal. Dalam
kenyataannya, sistem campuran digunakan dimana beberapa standar berusaha
menmperhitungkan relevant circumstances, sedangkan yang lainnya secara jelas menggunakan rigid uniformity.
The Usefulness of Accounting Allocation
Alokasi
adalah pembagian kos atau pendapatan selama satu periode yang dapat
diaplikasikan ke beberapa periode. Contohnya antara lain depresiasi,
harga pokok penjualan, amortisasi premium atau diskon obligasi, dsb.
Alokasi dikritik karena tidak dapat dikoreksi atau diperbaiki. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada satu metode alokasi yang
dianggap lebih baik atau lebih akurat daripada metode lainnya.
Disclosure
Disclosure
atau pengungkapan catatan atas laporan keuangan memuat baik informasi
keuangan maupun komunikasi pelengkap – termasuk catatan kaki,
poststatement events, diskusi manajemen dan analisis operasi untuk tahun
mendatang, prediksi keuangan dan kegiatan operasi, maupun kebijakan
akuntansi. Pelaporan keuangan biasanya terdiri dari laporan keuangan dan
disclosure. SFAC No. 5 mendefinisikan disclosure sebgai penyajian
informasi dengan tujuan selain pengakuan dalam laporan keuangan yang
dibandingkan dengan pengakuan dalam laporan keuangan itu sendiri.
Form and Method Disclosure
Management Discussion and Analysis
Sejak
tahun 1968, SEC meminta perusahaan untuk memasukkan diskusi dan
analisis manajemen dalam laporan tahunan yang akan memberikan gambaran
kepada pengguna mengenai kegiatan operasi dan arus kas di masa
mendatang. Spesifik informasi yang diminta antara lain: hasil operasi
(informasi perubahan harga penjualan, kos, dan volume penjualan);
taksiran likuiditas di masa mendatang; modal dan rencana pengeluaran
modal; dan prediksi tren, ketidakpastian, dan kejadian di masa mendatang
yang memberi dampak material.
Signaling and Management Earnings Forecast
Signaling
theory juga berlaku dalam hal penyajian disclosure. Perusahaan yang
tidak menyajikan disclosure akan dianggap menyembunyikan kabar buruk
sehingga dapat menurunkan harga saham. Begitu juga sebaliknya. Bentuk
signaling termasuk dividend an pembelian saham kembali.
SFAS No. 131
SFAS
No. 131 meminta pelaporan segmen dengan pendekatan manajemen
berdasarkan cara manajemen mengatur segmen dalam sebuah perusahaan untuk
mengambil keputusan operasi dan menaksir kinerja. Pertanyaan yang
muncul kemudian mengenai pengukuran laba rugi segmen. Rekonsiliasi laba
rugi segmen dengan konsolidasi income pada level pusat mungkin telah
dilakukan untuk mengkonsolidasikan income sebelum pajak, extraordinary
items, discontinued operations, efek kumulatif perubahan prinsip
akuntansi atau pengkonsolidasian setelah item- item tersebut
dikurangkan. Sampai sejauh mana variasi perbedaan ini akan mempengaruhi
daya bandingnya menjadi salah satu isu yang muncul kemudian.
Asset
segmen harus dilaporkan. Kewajiban segmen bersifat optional, sedangkan
laporan arus kas segmen tidak diminta atau diharuskan. Seperti yang
diminta oleh SFAS No. 14, SFAS No. 131 meminta, jika dapat
diaplikasikan, informasi segmental berdasarkan geografi dan sebagian
besar konsumen dimana terdapat konsumen individu sebesar 10% atau lebih
dari pendapatan perusahaan. Fitur baru dari SFAS No. 131 adalah bahwa
informasi segmental dalam periode tertentu harus mencakup pendapatan
segmen, laba rugi segmen, dan asset yang dimiliki oleh segmen.
SFAS
No. 131 ini terbukti sukses. Dapat dilihat dari meningkatnya jumlah
perusahaan yang menyajikan pengungkapan setelah mengadopsi SFAS ini. Hal
ini tentu saja menciptakan iklim yang baik bagi investor karena
mengurangi risiko. Namun di sisi lain, para pengusaha juga khawatir,
dengan adanya laporan segmen ini dapat membocorkan rahasia vital
perusahaan kepada para kompetitornya. Pertanyaan yang kemudian muncul
terhadap SFAS ini adalah mengenai masalah relevansi dan daya banding.
Quarterly Information
SEC
meminta perusahaan public untuk mengungkapkan data keuangannya setiap
empat bulan sekali (per kuarter). Interim report harus mencakup income
statement data dan basic and full diluted EPS numbers. Pertanyaan
teoritis mengenai data per kuarter ini adalah apakah ia harus dipandang
secara terpisah satu sama lain (discrete view) atau secara satu kesatuan (integral view). APB Opinion No. 28 lebih memilih integral view
yang lebih memiliki validitas karena banyak kejadian satu tahun yang
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, misalnya tariff pajak yang
dihitung per tahun.
Small Firm vs Larger Firm
Untuk
menyajikan disclosure dibutuhkan biaya yang relative cukup besar bagi
sebuah perusahaan kecil. FASB mempertimbangkan implikasi disclosure bagi
perusahaan kecil dengan megungkapkan tujuan bahwa disclosure hanya
diharuskan apabila relevan dan cost effective.
Namun penelitian menunjukkan bahwa disclosure dari perusahaan kecil,
seperti informasi mengenai earning, memiliki informasi yang lebih
komprehensif bila dibandingkan dengan perusahaan besar. Kemungkinan ini
terjadi karena informasi public mengenai perusahaan kecil lebih sedikit
bila dibandingkan dengan perusahaan besar. Oleh sebab itu, disclosure
perusahaan kecil merupakan salah satu sumber informasi yang diandalkan
sehingga harus disajikan secara lengkap dan komprehensif.