Sejarah dan Hakekat Mahasiswa yang Terlupakan

SEJARAH mencatat peran aktif mahasiswa dalam kemerdekaan bangsa ini, perubahan terjadi karena peran vital mahasiswa, hingga era reformasi saat ini. Pendirian idealis membuat mahasiswa konsisten, tak terombang-ambing permainan politik belaka. Perlawanan terhadap penjajahan belanda dimotori para mahasiswa Stovia. Soekarno, proklamator kemerdekaan, juga tokoh pergerakan mahasiswa saat itu.

Pada 1966 situasi politik memanas dengan idealismenya, mahasiswa berada di barisan terdepan menyuarakan aspirasi rakyat yang pada saat itu muncul kata Amanat Penderitaan Rakyat (Ampera). Setelah itu lahirlah Orde Baru di bawah pimpinan Jenderal Soeharto. Dalam perjalanan Orde Baru terjadi banyak penyimpangan, mahasiswa tampil kembali melakukan perubahan yang melahirkan Era Reformasi sampai saat ini.

Ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pergerakan mahasiswa terjadi karena beberapa faktor yang sangat memengaruhi sehingga mahasiswa disebut sebagai Agent Of Change atau Agen Perubahan. Seperti yang diungkapkan Didin S Damahuri dalam bukunya Pendudukan Gedung DPR/MPR. Pertama, mahasiswa adalah kelompok yang masih merasakan mentalitas kaum muda-dinamis, anti-establishment, radikal, dan lugas.

Kedua, mahasiswa adalah kelompok yang menjalani sistem persekolahan modern-akademis, yang selanjutnya memberinya pedoman dalam bersikap bjektif, rasional, kritis, dan skeptis. Ketiga, mahasiswa merupakan kelompok yang relatif independen, hanya berkepentingan terhadap masa depan kemanusiaan yang lebih baik serta tidak punya keterikatan finansial, politis, dan ideologis.

Dan keempat, mahasiswa merupakan kelompok subsistem dalam masyarakat secara keseluruhan-lokal-regional-mondial-sehingga mahasiswa senantiasa ingin berorientasi pada hal-hal yang normatif fundamental dan prinsipil. Sebagian besar faktor di atas tersebutlah penyebab tumbuhnya kepekaan mahasiswa terhadap persoalan membela kepentingan rakyat.

Namun saat ini sudah lebih sepuluh tahun Era Reformasi bergulir, sikap mahasiswa dalam menanggapi persoalan-persoalan bangsa mulai apatis, tidak peduli apa yang terjadi dengan bangsa ini. Mahasiswa saat ini hanya memikirkan aktivitas rutin kampus yaitu kuliah. Padahal mahasiswa merupakan cendikiawan muda yang bergerak hanya untuk memperjuangkan moralitas, dan atas dasar itu mereka telah menyingkirkan kepentingan diri sendiri. Mahasiswa juga penentu maju dan mundurnya negeri ini.

Penyebab lemahnya pergerakan mahasiswa saat ini  adalah pencerahan tentang sejarah dan hakekat mahasiswa kepada mahasiswa baru (khususnya) sudah putus.

Sesungguhnya mahasiswa semestinya tetap menjadi kaum muda yang selalu megelola ketegangan antara apa yang ada dan apa yang seharusnya ada, sehingga mahasiswa tetap bergerak dan memikirkan nasib bangsa.

Christison Sondang PaneMahasiswa Universitas HKBP Nommensen, Medan

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel